Yaman termasuk negara miskin dibandingkan negara-negara Arab lainnya.
Namun, ia punya banyak keistimewaan. Beberapa tempat di wilayahnya
diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an.
DR Musthafa Luthfi, staf Kedutaan
Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaman, bercerita untuk Anda.
Pertama kali menginjakkan kaki di Sana `a, ibu kota Yaman, terbetik
dalam benak saya kisah tentara gajah pimpinan Abrahah.
Dia pernah
membuat Ka`bah tandingan di dalam kota kuno Yaman (Babul Yaman).
Tujuannya untuk mengalihkan perhatian orang-orang Arab agar tidak lagi
mengunjungi Ka`bah di kota suci Makkah. Namun strategi ini gagal,
sehingga ia bersama tentaranya menyerang Ka`bah di Makkah.
Sebagai orang baru, saya menanyakan ke rekan-rekan di kantor KBRI
tentang Ka`bah tandingan tersebut. Namun hampir semuanya tidak ada yang
tahu. Akhirnya, setelah mendapat penjelasan dari penduduk setempat, saya
bisa temukan bekas Ka`bah tandingan tersebut.
Ka`bah tandingan itu ternyata tinggal bekasnya saja, dalam bentuk
lubang besar bundar yang hanya dipagari kawat berduri. Pada papan
namanya tertulis korratul qelis (bangunan bundar). Sejak beberapa tahun
lalu, pemerintah Yaman meninggikan temboknya setelah banyak wisatawan
asing yang mengunjunginya. Tempat tersebut kini berada di bawah
perlindungan UNESCO, sebagai salah satu aset budaya dunia.
Meski Yaman memiliki objek wisata religius, namun tidak banyak
dikenal sebagaimana yang ada di Mesir, Yordania dan Suriah. Mungkin
kurangnya promosi, dan disebabkan minimnya dana. Maklum, negeri ini
termasuk miskin. Padahal Yaman memiliki sejarah masa lalu yang sangat
terkenal.
Negeri ini pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan-kerajaan yang
berperadaban tinggi seperti Saba , Osan, Mu`in, Hadramaut Kuno dan
Himyar. Karenanya, tak salah jika negeri di ujung tenggara Jazirah
Arabia ini disebut negeri nenek moyang Arab.
Di negeri ini dulunya terdapat bendungan yang sangat terkenal bernama
Ma`rib. Bendungan ini pernah ambrol yang menyebabkan banjir bandang.
Sebagian besar penduduknya kemudian mengungsi ke seantero wilayah Arab
lainnya.
Selain itu, Yaman juga sering diduduki oleh kerajaan-kerajaan sekitar
seperti kerajaan Habashah ( Ethiopia sekarang) yang salah satu
penguasanya bernama Abrahah.
Peninggalan Bernilai Tinggi
Di Yaman banyak peninggalan- peninggalan yang mempunyai arti penting
bagi Islam. Misalkan, tidak jauh dari bekas Ka`bah tandingan, terdapat
masjid pertama yang dibangun pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam (SAW). Beliau sendiri yang memberikan arahan kepada sahabat Wabr
Bin Buhenas. Rasulullah SAW bersabda, “Bila kamu membangun Masjid
Sana`a, maka jadikanlah ia berada di kanan sebuah gunung bernama Dhein!
(Riwayat Imam Thabrani dengan sanad hasan dalam kitab Al-Mu`jam
Al-Awsat).
Saat itu, tentunya belum ada kompas yang mengatur arah kiblat.
Setelah lebih dari 14 abad, Masjid Sana`a yang oleh warga setempat
disebut Al-Jami Al-Kabir terbukti berada sejajar garis lurus dengan
Ka`bah yang di Makkah.
Sebagai masjid bersejarah, suara azan dari masjid ini disiarkan
langsung melalui radio, sebagai patokan bagi masjid-masjid lainnya
hingga saat ini.
Masih ada tempat menarik yang juga diabadikan Allah SWT dalam
al-Qur’an, yakni Tanah Gosong. Hingga kini, kawasan ini belum masuk
dalam tujuan wisata utama karena sarana ke sana masih sulit. Belum ada
jalan aspal yang menyebabkan mobil sedan tidak bisa masuk. Hanya jeep
atau mini bus saja yang bisa ke sana . Saya berkesempatan mengunjunginya
berkali-kali. Selain mengantar keluarga yang datang dari Indonesia ,
juga teman-teman dan kenalan yang kebetulan singgah di Sana `a.
Saya mengetahui Tanah Gosong, yang awalnya sebuah kebun nan subur
bukan dari buku wisata, tapi dari kitab tafsir. Waktu itu bersama
ayahanda (H. Syafrun Idrus, almarhum) yang sedang berkunjung ke Sana `a,
kami membaca tafsir Ibnu Katsir yang di dalamnya menerangkan tentang
hal itu.
Pemilik kebun nan subur ini ingkar akan nikmat Allah, karena tidak
mau lagi memberikan sebagian hasilnya kepada fakir miskin setelah ayah
mereka meninggal dunia. Hal ini diabadikan dalam surat al-Qalam ayat
17-33.
Orang setempat menyebutnya ardhul jannah (tanah perkebunan), sebagian
lagi menyebutnya ardhul mahruqah (tanah gosong). Walau belum tercantum
dalam daftar tujuan wisata di Yaman, setiap orang yang berkunjung ke
Yaman tidak lupa mengajak keluarganya ke tempat tersebut. Hal ini
dijadikan sebagai ibrah (pelajaran) bagi orang-orang yang tidak
berzakat atau melalaikan kewajiban terhadap fakir miskin.
Menurut Ustadz Muhaimin Ahmad Yassin, alumnus Universitas Al-Iman,
Yaman, yang sering menjadi pemandu wisata jamaah dan pejabat-pejabat
Indonesia yang berkunjung ke sini, Tanah Gosong mulai ramai dikunjungi
jamaah umrah sejak tahun 2003, saat mereka transit di Sana`a.
Dengan adanya penerbangan langsung maskapai Yemenia ke Jakarta sejak
tahun 2002, makin banyak jamaah yang berkunjung ke tempat-tempat
bersejarah yang diabadikan al-Qur`an. Ini membuat pemerintah Yaman mulai
memperhatikan kembali tempat-tempat wisata religius itu. Bagi yang
transit hanya sehari, bisa mengunjungi bekas Ka`bah tandingan dan Tanah
Gosong yang berjarak sekitar 48 km dari Sana `a.
Kemudian, ada lagi peninggalan istana dan tempat penyembahan matahari
kaum Saba, yang ada di daerah Ma`rib, sekitar 180 kilometer utara ibu
kota Sana`a. Kerajaan Saba diabadikan dalam al-Qur`an surat Saba dan
surat An-Naml. Tempat ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah
Yaman. Pakar-pakar arkeologi manca negara, terutama dari Jerman terus
melakukan eksplorasi untuk menemukan benda-benda arkeologi lainnya di
wilayah kerajaan Saba .
Tanda-tanda bahwa pusat pemerintahan kerajaan Saba itu subur,
sebagaimana dijelaskan al-Qur`an, dapat kita jumpai hingga sekarang.
Pengairan yang demikian rapi membuat daerah-daerah sekitarnya subur.
Daerah ini dikenal sebagai salah satu penghasil buah-buahan, terutama
jeruk dan anggur.
Disamping bendungan baru, terdapat pula puing-puing bendungan kuno
zaman kerajaan Saba . Tempat ini menjadi salah satu tujuan wisatawan
asing. Kerajaan Saba muncul pada abad kedelapan sebelum masehi dan
akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Himyar pada akhir abad ketiga Masehi.
Saudara Sedarah
Yang membuat saya betah di Yaman di antaranya karena adat-istiadat dan
tradisinya tidak jauh berbeda dengan Indonesia . Ini bisa dimaklumi,
karena Yaman merupakan salah satu asal penyebaran Islam di Tanah Air.
Dan saat ini diperkirakan 8 hingga 9 juta jiwa penduduk Indonesia
berasal dari keturunan Yaman. Karena itulah nama Indonesia demikian
melekat di benak rakyat dan para pemimpin Yaman.
Indonesia dianggap sebagai negara saudara sedarah seperti bangsa Arab
lainnya. Ketua Parlemen Yaman, Syeikh al-Ahmar yang sempat bertemu
dengan sejumlah pejabat tinggi Indonesia yang berkunjung ke Yaman,
selalu mengingatkan bahwa kedua negara adalah bersaudara sedarah karena
banyak warga Indonesia asal Yaman dan telah berbaur dengan penduduk
pribumi termasuk melalui pernikahan.
Suasana keindonesiaan terasa lebih kental lagi bila berada di
Hadramaut yang merupakan provinsi terbesar di Yaman (hampir sepertiga
wilayah Yaman). Mulai dari lauk pauk makanan sehari-hari, layaknya di
Indonesia . Ada kerupuk, sambel terasi, gado-gado dan lain-lainnya. Cara
berpakaian pun mirip dengan cara berpakaian di daerah pedesaan di
Indonesia yang khas dengan kain sarungnya.
Sumber : http://majalah.hidayatullah.com/
yemen is original arabic countri
BalasHapusYes its great,,,,,,,
HapusKeren
BalasHapusjadi kangen ke Yemen
Nuhun Kasep, makanya gera ameng dei atuh kadie mempeng tiket gratis he,,
Hapustrima kasihh banyaakkk....qt bnyak tau tentang negara makmurrr
BalasHapusIa Sama sama semoga bermanfaat
BalasHapusseperti apa ya wajah yaman.. jadi ingin tahu wilayah yaman ini yang telah didoakan rasulullah Muhammad saw..
BalasHapusMHN IZIN COPAS MAS
BalasHapusYg jelas panas seperti negeri tropis lainnya
BalasHapusYg jelas panas seperti negeri tropis lainnya
BalasHapusSaya brencana ke Yaman namun masih kebingungan, bagaimana cara dan administratifnya, misal pengurusan visa dll. Mohon pencerahan bagi kawan2 yg sdh ada pengalaman.. Trimakasih
BalasHapus